Kamis, 13 November 2008

Nyamuk Sebagai Vektor Penyakit

1.Nyamuk
Nyamuk termasuk kedalam ordo diptera, dilihat dari asal katanya Diptera mengandung arti bersayap dua ( di= dua; pteron= sayap). Sayap yang berbentuk membrane terdapat pada bagian mesothorak, sedangkan sepasang sayap lainnya telah mereduksi menjadi bentuk halter yang terdapat pada bagian methathorak, berfungsi sebagai alat keseimbangan sewaktu terbang.
Didunia kesehatan kelompok nyamuk yang perlu diketahui adalah Tribus Culicini dan Anophelini. Tribus Anophelini diantaranya yang penting adalah genus anopheles, sedangkan dari tribus culicini yang penting adalah genus aedes, culex dan mansonia.
2.Morfologi Nyamuk
Morfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan letak bagian luar tubuh suatu organisme hidup. Bagian utama nyamuk dewasa betina yang penting untuk identifikasi yaitu kepala, dada dan perut. Secara umum nyamuk memiliki cirri- cirri morfologis sebagai berikut:
a.Ukuran tubuh berkisar antara 2 mm- 19 mm.
b.Tubuh dapat dibedakan menjadi 3 bagian yaitu kepala, dada dan perut.
c.Kepala agak membulat dan dilengkapi alat- alat tubuh, meliputi :
1)Sepasang mata majemuk yang hampir bersentuhan tetapi tidak punya ocelli.
2)Sepasang antena dengan bulu- bulu, jenis bulu pada antena dapat digunakan untuk membedakan nyamuk jantan dan betina (nyamuk jantan bulunya lebat disebut plumose, sedangkan nyamuk betina bulunya jarang/ pendek disebut pillose).
3)Sepasang palpus maxilaris (bentuk dan panjangnya digunakan untuk identifikasi jenis nyamuk dan kelaminnya).
4)Sebuah probosis yang dilengkapi mulut yang berfungsi untuk menusuk dan menghisap cairan makanan atau darah.
d.Dada/ thorax terdiri atas 3 ruas/ segmen yang dilengklapi :
1)Bagian dorsal thorak tertutup oleh scutum
2)Sepasang sayap pada mesothorax dengan venasi, warna dan sisik yang khas untuk setiap spesies, sehingga dapat digunakan untuk identifikasi.
3) Sepasang halter p-ada bagian metathorax.
4) Tiga pasang kaki pada setiap ruas dada.
5) Pada batas metathorax dan abdomen terdapat scutelum.
Perut atau abdomen terdiri atas 10 segmen, pada segmen ke-9 atau 10 mengalami modifikasi menjadi alat kelamin. Dibagian posterior abdomen nyamuk betina mempunyai 2 caudal cerci yang berukuran kesil, sedangkan yang jantan memiliki organ seksual yang disebut hypopygium. Pada segmen ke-1 sampai ke- 8 terdapat spirakel pada bagian dorsal (punggung) yang berfungsi sebagai lubang hawa.
e.Vena sayap tersebar di seluruh bagian dari sayap sampai ke ujung- ujungnya, urat- urat pada sayap bersisik, sisik pada pinggir sayap berubah menjadi jumbai.
3.Siklus Hidup Nyamuk
Siklus hidup nyamuk sejak telur hingga menjadi nyamuk dewasa, sama dengan serangga- serangga yang lain mengalami tingkatan (stadia) yang berbeda- beda. Dalam siklus hidup nyamuk terdapat empat stadia, yaitu Stadium telur, Larva, Pupa, dan dewasa. Stadium dewasa sebagai nyamuk yang hidup di alam bebas, sedang ketiga stadia yang hidup dan berkembang di dalam air.
a.Telur
Nyamuk akan meletakkan telurnya di tempat yang berair. Air dalam hal ini merupakan faktor utama, olh karena tanpa air telur tidak akan tumbuh dan berkembang. Dalam keadaan kering telur akan cepat kering dan mati, meskipun ada beberapa nyamuk yang telurnya dapat bertahan dalam waktu waktu lama meskipun dalam lingkungan tanpa air (aedes).
b.Larva/ Jentik
Untuk perkembangan stadium jentik memerlukan tingkatan- tingklatan pula, antara tingklatan yang satu dengan tingkatan lainnya bentuk dasarnya sama. Selama stadium jentik dikenal empat tingkatan yang masing- masing tingklatan dinamakan instar. Untuk jentik nyamuk instar pertama, kedua, ketiga dan keempat bulu- bulu sudah lengkap, sehingga untuk identifikasi jentik diambil jentik instar keempat.
Stadiumjentik memerlukan waktu kurang lebih satu minggu. Pertumbuhan dan perkembangan jentik dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya adalah temperatur, cukup tidaknya bahan makanan, ada tidaknya predator dalam ai, dan lain sebagainya.
c.Pupa
Pupa adalah stedium akhir dari nyamuk yang berada di dalam air. Stadium pupa tidak memerlukan makanan dan merupakan stedium dalam keadaan inaktif. Pada stadium ini terjadi pembentukan sayap sehingga setelah cukup waktunya nyamuk yang keluar dari kepompong dapat terbang. Meskipun stadium pupa dalam keadaan inaktif, bukan berarti tidak ada proses kehidupan. Pupa tetap memerlukan Oksigen, Oksigen masuk ke dalam tubuh melalui corong nafas. Stadium pupa makan waktu kurang lebih 12 hari.
d.Dewasa
Dari pupa akan keluar nyamuk/ stadium dewasa. Berdasarkan jenis kelaminnya nyamuk dapat dibedakan atas nyamuk jantan dan betina. Nyamuk jantan keluar lebih dahulu dari nyamuk betina, setelah nyamuk jantan keluar, maka jantan tersebut tetap tinggal di dekat sarang (breeding places). Kemudian setelah jenis yang betina keluar, maka sijantan kemuadian akan mengawini betina sebelum betina tersebut mencari darah. Betina yang telah kawin akan beristirahat untuk sementara waktu (1-2 hari) kemudian baru mencari darah. Setelah perut penuh darah betina tersebut akan beristirahat lagi untuk menunggu proses pemasakan dan pertumbuhan telurnya. Selama hidupnya nyamuk betina hanya akali kawin. Untuk pertumbuhan telur yang berikut, nyamuk betina mencari darah untuk memenuhi kebutuhan zat putih telur yang diperlukan. Waktu yang dibutuhkan untuk menunggu proses perkembangan terurnya berbeda- beda tergantung pada beberapa faktor diantaranya yang penting adaslah temperatur dan kelembaban serta spesies dari nyamuk.

4.Perilaku Hidup Nyamuk
Dalam kehidupannya nyamuk selalu memerlukan tiga macam tempat, yaitu:
a.Tempat berkambang biak (breeding places)
Tipe- tipe breeding places bermacam- macam, antara lain dapat dibedakan seperti berikut ini:
# Berdasarkan kadar garam dalam air, dibedakan atas: air payau dan air tawar
# Berdasarkan keadaan sinar matahari breeding places dibedakan atas breeding places yang langsung mendapatkan sinar matahari dan breeding places yang trlindung dari sinar matahari.
# Berdasarkan aliran air, dibedakan atas air yang tidak mengalir dan air yang tenang atau sedikit mengalir.
b.Tempat untuk mendapatkan umpan/ darah (feeding places)
Berdasarkan kesenangan mencari darah, dikenal 2 golongan nyamuk yaitu:
# Nyamuk yang senang menghisap harah manusia
# Nyamuk yang senang menghisap darah binatang
c.Tempat untuk istirahat (resting places)
Tempat istirahat nyamuk dapat bersifat:
# Di dalam rumah/ bangunan lain
# Di luar rumah/ di alam luar.

A.Pengendalian Vektor Nyamuk
1.Pengendalian Cara Fisik Mekanik
Pengendalian secara mekanik menitikberatkan pada usaha dengan menggunakan dan memanfaatkan faktor iklim, kelembaban, suhu dan cara memperoleh makanan.

2.Pengendalian Cara Fisiologi
Pengendalian secara fisiologi merupakan suatu cara pengendalian vektor dan binatang pengganggu dengan memanipulasi bahan, menarik atau menolak vektor.
3.Pengendalian Cara Pengelolaan Lingkungan
Dapat dilakukan dengan cara:
a.Manipulasi lingkungan yaitu usaha mengubah kondisi sementara sehingga tidak cocok untuk perkembangbiakan nyamuk.
b.Modifikasi lingkungan yaitu suatu bentuk pengendalian liongkungan yang bersifat fisik permanen, misalnya drainase, perpipaan.
4.Pengendalian Cara Biologi
Pengendalian vektor dan binatang pengganggu dengan cara biologi merupakan pengendalian dengan memanfaatkan tumbuhan air, hewan, predator dan bakteri.
Pengendalian ini merupakan salah satu alternatif pengendalian yang murah dan tidak mencemari lingkungan. Salah satu pengendalian nsecara biologi dengan menggunakan musuh alami atau predator terutama larva nyamuk.
5. Pengendalian Cara Kimia
Pengendalian vektor secara kimia yang penting adalah menggunakan pestisida. Pestisida adalah nama umum dari senyawa kimia yang bersifat racun dan deapat digunakan untuk memberantas hama, penyakit maupun rumput- rumputan pengganggu tanaman.
Dari pengertian di atas maka timbul penggolongan pestisida berdasarkan hama sasaran, antara lain: insektisida, akasirida, nematisida, fungisida, bakterisida, herbisida, rodentisida, avisida, molusida, dan lain- lain. Untuk insektisida berdasarkan senyawa kimianya dibagi menjadi dua, yaitu insektisida anorganik dan insektisida organik. Insektisida organik dibagi lagi menjadi dua, yaitu insektisida organik alamiah dan sintetis yang diantaranya terdapat golongan pestisida asal tumbuhan.

B.Penyakit Akibat Nyamuk
Nyamuk yang berperan dalam penyebaran penyakit di Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Penyebab Penyakit Malaria
Malaria adalah penyakit yang disebabakan oleh parasit malaria (plasmodium) yang merupakan salah satu protozoa darah yang disebarkan melalui nyamuk anopheles sp.
Dalam epidemiologi ada tiga faktor yang harus diperhatikan untuk penyakit malaria yaitu agent (penyebab malaria), host (penjamu), dan environment (lingkungan), (Kencono Gunawan, 1999).
2.Penyebab Penyakit Demam Berdarah
Demam berdarah disebabkan oleh nyamuk Aedes group, terutama Aedes Aegypti.
3.Penyebab Penyakit Filaria
Bibit penyakit dari filaria adalah : Wuchercria bancrofti, Brugia malayi dan Brugia timori.

Pencemaran udara

Pencemar udara dibedakan menjadi pencemar primer dan pencemar sekunder. Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. Karbonmonoksida adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Pembentukan ozon dalam smogfotokimia adalah sebuah contoh dari pencemaran udara sekunder.
Atmosfer merupakan sebuah sistem yang kompleks, dinamik, dan rapuh. Belakangan ini pertumbuhan keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam konteks global dan hubungannya dengan pemanasan global, perubahan iklim dan deplesi ozon di stratosfer semakin meningkat.

Kegiatan manusia
Transportasi
Industri
Pembangkit listrik
Pembakaran (perapian, kompor, furnace, incenerator dengan berbagai jenis bahan bakar)
Gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya seperti (CFC)

Sumber alami
Gunung berapi
Rawa-rawa
Kebakaran hutan
Nitrifikasi dan denitrifikasi biologi
Sumber-sumber lain
Transportasi amonia
Kebocoran tangki klor
Timbulan gas metana dari lahan uruk atau pembuangan akhir sampah.
Uap pelarut organik
Jenis-jenis pencemar
Karbonmonoksida
Oksida Nitrogen
Oksida Sulfur
CFC
Hidrokarbon
Ozon
Volatile Organic Compound
Particulate
Dampak

Dampak kesehatan
Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh.
Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai toksik dan karsinogenik.
Studi ADB memperkirakan dampak pencemaran udara di Jakarta yang berkaitan dengan kematian prematur, perawatan rumah sakit, berkurangnya hari kerja efektif, dan ISPA pada tahun 1998 senilai dengan 1,8 trilyun rupiah dan akan meningkat menjadi 4,3 trilyun rupiah di tahun 2015.

Dampak terhadap tanaman
Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis dan bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis.

Hujan asam
pH normal air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara lain:
Mempengaruhi kualitas air permukaan
Merusak tanaman
Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan
Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan

Efek rumah kaca
Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global.
Dampak dari pemanasan global adalah:
Pencairan es di kutub
Perubahan iklim regional dan global
Perubahan siklus hidup flora dan fauna
Kerusakan lapisan ozon
Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.
Kerusakan lapisan ozon menyebabkan sinar UV-B matahri tidak terfilter dan dapat mengakibatkan kanker kulit serta penyakit pada tanaman.